Selasa, 12 April 2011

Ya, sekarang hari Senin : tentang Senin yang baru saja lewat (110411)

Ya, sekarang hari Senin, 
di mana kantuk lebih sering mendominasi di pagi hari.
Ya, sekarang hari Senin, 
saat aku mulai gelisah tentang suatu masa yang harus kuhadapi di depan sana. 
Masa yang harus dan wajib aku lewati dengan penuh keberanian dan tanggung jawab.
Aaah dan hari ini masih tetap Senin. 
Ya, aku masih di sini, masih berdiri....namun mulai bingung mencari tempat bersandar. 
Setidaknya aku sudah berusaha untuk tegak berdiri, walau bisikan-bisikan itu selalu menggoda imanku.
Dan masih Senin rupanya, saat aku mulai bimbang untuk melangkah. 
Jelas saja kalian tau, bimbang itu tidak enak! 
Menyiksa....apalagi kalau lebih melibatkan perasaan.
Hmmm...Akhirnya Seninku pun diguyur hujan. 
Namun dalam hati  masih berharap hujan kali ini mau berbagi waktu denganku. 
Ya, waktuku untuk bermain sejenak. 
Dan tibalah Senin di malam hari. 
Ketika tertipu itu lebih menggemaskan daripada mencubit pipi seorang bayi. 
Membuatku terkaget sejenak dan kemudian larut dalam gelak tawa. 
Tawa ini mengolok kebodohanku rupanya. 
Tak apa lah, karena dengan itu aku pun terbawa ke satu suasana. 
Suasana penuh kabut, dingin, gelap dan hampa. 
Cocok sekali dengan suasana hati. 
Namun bak rollercoaster, semua itu terasa begitu cepat. 
Dalam sekejap saja, mata ini mulai melihat lampu-lampu itu bermunculan. 
Remang-remang di celah kabut malam. 
Aaah....aku terpesona. 
Dan kau tau Senin, di penghujung waktumu aku semakin linglung.
Lagi-lagi hal itu menyisakan waktu untuk berpikir. 
Bukan sejenak...tapi justru lebih dalam. 
Aku tersadar, betapa rasa ini sangat membahagiakan. 
Hingga aku pun tak ingin waktu berlalu, karena kesan ini sudah terpaku, dan mungkin saja suatu saat nanti aku mulai terusik oleh rindu.
Rindu kamu.

Ya, sekarang hari Senin. 
Senin yang kunikmati sepenuh hati. 
Dan aku tak peduli soal apa yang akan terjadi nanti.

Alhamdulillah... =)


0 komentar:

Posting Komentar