Kamis, 02 Juni 2011

Tentang 1 Juni 2011 kali ini…

Tentang  1 Juni 2011 kali ini…
Entah sudah sejak kapan aku mulai sulit memejamkan mata di malam hari. Tidur pun selalu menjelang pagi. Kurang baik memang, apalagi untuk aku yang masih berjenis kelamin perempuan. Bad Habit, maybe. Tapi aku menikmatinya, sungguh. Dan aku selalu menunggu pergantian hari pukul 00.00. entah sejak kapan juga aku sangat suka memprediksi apa yang terjadi padaku di hari esok dengan berdiam sejenak pada pukul 00.00. menyelami perasaan dan intuisiku sendiri. Jika aku merasa nyaman, relaks dan tenang berarti hari itu aku akan baik-baik saja. Tapi jika kala itu ada sesuatu yang mengusik dan perasaanku tidak nyaman, berarti hari itu akan aku lalui dengan sedikit mengalami kesulitan. Aneh memang, hari gene masih percaya dengan insting. But I really do that. Cukup membantuku untuk bersikap. Dan saat hari sudah berganti menjadi 1 Juni 2011, perasaanku sungguh paradoks. Aku sedih sekaligus bahagia. Entah karena terlalu seru membaca sebuah novel yang menginspirasi sekaligus membuatku menjadi feeling so blue. Hahahha…lagi-lagi aku menikmatinya. Sangat.


Dan pagi pun menjelang. Tak secerah yang aku pikirkan tampaknya, namun cukup membuatku bersemangat untuk berkeliling TK dan SD di kawasan Mangli. Hitung-hitung mengobati rasa kangenku saat di organisasi dulu. Bertemu guru-guru, murid-murid, dan merasakan riuh masa-masa  TK atau pun SD. Masa anak-anak. Sempat membuatku mengingat cuplikan masa anak-anakku kala itu. Dan juga sempat membuatku berpikir jauh ke depan.. “anakku seperti apa kelak? Oh Jelas, aku ingin dia jadi anak yang smart dan ceria…” Amin. ;D

Ternyata waktu cepat berlalu hari ini. Sudah siang. Dan tanpa disangka aku bisa tertawa lepas siang ini. Cukup surprise juga aku bisa bertemu salah seorang yang sudah aku anggap sebagai Kakak sendiri. Ya, kita sudah lama tak bertemu, hampir 1 bulan mungkin. Tidak lama memang aku bercengkrama dengannya. Tapi itu cukup membuatku senang dan tenang. Mungkin karena dia adalah seorang yang selalu berpositif thinking jadi energy positif hampir selalu dapat ditularkan olehnya. Ah, that’s my brotha! I’m so proud with him.

Lalu aku melanjutkan siang ini dengan pergi ke kampus. Beberapa kejadian siang tadi di kampus juga cukup mengusik memori-memori di masa lalu. Mengingat saat pertama menginjakkan kaki di kampus ini, tugas besar promosi kesehatan yang menjadiciri khas kampus unguku dan kenangan-kenangan lain yang muncul saat aku bercengkrama riang dengan dua  orang laki-laki teman sekelasku. Kusebut mereka laki-laki karena tampaknya kurang etis menyebut mereka cowok, jelas sudah kami bukan ABG lagi. Hhehe. Ya, sebentar lagi masa itu akan tiba, pikirku. Masa di mana satu per satu mereka pergi meninggalkan kampus unguku yang mungil namun sangat-sangat dynamic ini. Jelas, mereka akan meraih mimpi mereka masing-masing. Dan satu sisi hatiku terusik oleh hal itu. Mau tak mau waktu kami sudah tak lama lagi di sini, walaupun sebenarnya kami bisa memanfaatkan waktu maksimal kami berkuliah. Ah, tidak. Sudah cukup, kukira. It’s time to take our own way.

Senja pun tiba. Dan lagi-lagi rasa paradoks itu muncul. Aku merasa bahagia dan bersyukur saat melihat sosok ibuku. Dengan lahap aku memakan masakannya sambil sesekali mencuri pandang ke arah wajah yang sudah manampakkan guratan usia senja. Setengah mati aku menahan butiran air mata, aku takut ibuku bertanya “ada apa?” karena aku malas untuk menjelaskan. Dan yang aku tau, aku benar-benar masih ingin di samping ibuku. Doa terbaik menyertaimu, Bu.  Best Love is for you.

Aku menunggu petang beserta malam dengan lanjut membaca novel “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci  Angin” karya Tere-Liye. Judul itu penuh makna, sangat dalam. Benar-benar membuat perasaanku tak karuan, deg-degan. Berkisah mengenai perjuangan hidup, dan tentu saja (masih) bertema cinta. But It’s not totally about love between men and woman. Recommended. Ada beberapa hikmah di dalamnya. Dan aku tersentuh.

Hingga pada malam hari aku memutuskan keluar dengan seorang teman. One of the kindly person that I ever knew. Teman yang sangat baik, yang bersedia aku ajak untuk sharing. Untuk malam ini tugas akhirku yang menjadi temanya. Kami berduapun menelusuri jalan, hingga bertemu dengan sebuah pasar Malam. Pasar malam yang nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dia memutuskan untuk berhenti sejenak, memotret. Di sela dia memotret aku menyempatkan diri melihat langit, banyak bintang. Walaupun samar-samar. Tempat di mana kami berdiri benar-benar lapang, cukup melegakan untuk melihat langit, dan pesawat terbang yang melintas. Ah, jadi ingat lagu “airplane”. Lagi-lagi mengusik memoriku. Sial. Kemudian kami pun bercengkrama di tempat di mana aku biasa memesan cappuccino float dengan harga cukup Rp 5000,- saja namun fasilitas hot spot terjamin dan tentu saja tempatnya yang tenang (ah teman-teman dekatku pasti paham tempat ini). Setelah beberapa saat berdiskusi tentang tugas akhirku topik pembicaraan pun sudah melebar ke cerita-cerita konyol yang dia utarakan. Sangat menghibur, aku tertawa lepas malam ini. Di sela obrolan, kami sempat membahas soal idealisme.aku juga sempat terkesima dengan kalimat yang dia utarakan “kamu masih berpikir tentang hitam dan putih untuk sekarang ini. Tapi nanti kamu kemungkinan tidak bisa berpikir hal itu lagi, karena nanti yang ada hanyalah abu-abu!” aku berpikir sejenak. Apakah benar begitu? Maybe yes, maybe no. Itulah kelebihan yang dimilik temanku yang satu ini. Unpredictable Man. Dan pastinya  dia bisa berpikir beda dari yang biasa. Big thank’s for you ;)

Sampai di depan pintu rumah aku masih memandang langit. Bintang-bintang itu masih di sana. Berpendar samar. Oh…andai malam ini aku memiliki waktu lebih untuk duduk manis di luar sana dan bisa terus menikmatinya.  Aku pun tersenyum, It’s time to go home and stay in my room. Sekilas aku melihat Bapak yang sedang terlelap di kamarnya. Aku tersenyum simpul. I’ll make u proud with me, Dad.

Di kamar aku lagi-lagi memutar lagu itu.. “Transatlanticism” by Death Cab for Cutie, OST film Beastly yang aku download kemarin lusa. Aku suka liriknya, sangat. Hingga aku memutarnya berulang-ulang. Aku terdiam sejenak.  Aaah, aku benar-benar suka hari ini, sama dengan suka yang aku rasakan saat melihat foto langit biru dengan awan jeruk purut yang ditag di halaman facebookku. Benar-benar aku mengaguminya. Alhamdulillah….and really feel so amazed with this day . Welcome June…let’s rock ;)

0 komentar:

Posting Komentar