Sabtu, 04 Juni 2011

there is more to this... (baca : tidak sekedar itu)

Di sela waktu yang terus berlalu, saya terus berpikir mengenai fakta-fakta yang saya jumpai beberapa hari terakhir ini. Entahlah...rasanya saya menjadi lebih muak dari sebelumnya. Tak tahu setan apa yang sedang bergejolak dalam otak saya yang sederhana ini.
Okeh saya mencoba merinci kekalutan-kekalutan yang terlintas.....




1. Saat bertugas menyebar undangan ke sekolah-sekolah
Ya...no body's perfect...dan tak semua orang memiliki watak yg sama. Itu juga  yang saya rasakan saat masuk ke sekolah-sekolah. Ada guru yang welcome, ada yang cuek, acuh tak acuh....Yang welcome sih fine, minimal sumringah lah. lha yang acuh tak acuh....? hmmfth ingin hati no comment tapi kok kepikiran...Aih, entah deh. mungkin perbedaan jaman. dan belum mengenal istilah "akal sehat" <lagi-lagi meminjam istilah elwin fredo di buku paradoks>

2. Suasana Partai Besar yang tampaknya sedang kacau
Ini nih yang sempat heboh di tipi. sibuk memperdebatkan sebuah initial "A" yang dituding sengaja mengacaukan kondisi sebuah Partai ternama di negri tercinta Indonesia. Helloooow.....kenapa negri kita tercinta ini sering memperdebatkan secara lebay kasus-kasus yang yaaah..okelah bisa dibilang "danger"....but there is more to this...kayaknya tidak sekedar itu saja...masih banyak permasalahan yang okelah kecil tapi jelas lama kelamaan akan menjadi kompleks juga kalau lama-lama dibiarkan. masalah kepoendudukan, kesehatan, pendidikan. not just a political. Lama-lama kayaknya kasus politic mengarah seperti Drama Quenn aja. hmmfth. Jelaslah makin banyak orang "Omdo" pada nantinya.


Berpikir jernih dan lebih berakal sehat ternyata sangat susaah tampaknya. Saya sendiri masih kayak orang o'on, apa-apa mesti mikir dulu. Sebenarnya  mendoktrin otak ini dengan kalimat "konkrit" sudah saya lakukan demi memupuk semangat agar jadi orang berguna dan lebih baik lagi. Setidaknya memperbaiki diri sendiri dulu deh, apa yang bisa dilakukan ya lakukan sekarang. demi merubah sedikit demi sedikit kekacauan di kehidupan sekarang ini. Entahlah.....in fact....benar-benar susah. Konkrit. Action. Tanggung Jawab.

Well, saya jadi berpikir, sekarang sih boleh terjadi krisis moneter, atau krisis identitas <melihat orang indonesia lebih heboh dengan produk luar daripada produk tradisional> tapi nanti....sangat tidak mustahil akan terjadi krisis kepercayaan.  Bayangkan aja kalau antar manusia sudah tertanam rasa kurang percaya akibat seringnya kepalsuan yang dilakukan. Hmmfth Dunia memang panggung sandiwara. penuh skenario. tapi bukankah itu juga yang digunakan untuk bertahan, taktik dan intrik. Tidak kah hukum "jujur dan apa adanya" sekarang mulai tidak populer? Tapi memang begitulah kenyataannya.

So Which is better...? menjadi idealis atau realistis? ah,,kombinasi yang seimbang dari keduanya menurut saya lebih baik. It's just a grey........hmfth *mendadak merasa geregetan*

0 komentar:

Posting Komentar