Kemudian, membuat tanda salib yang berawal dari dahi, dan berakhir di dada kanan
Ya, saat-saat yang sangat magis, menimbulkan badai tersendiri dalam benakku
Aku terkagum sekaligus terhunus pilu
Aku tersenyum haru sekaligus menjerit nista dalam diamku
Benar-benar aku memuji kesetiaanmu padaNya
Namun aku mulai mengutuk perbedaan dalam caramu dan caraku untuk setia kepadaNya
Rahangku mengatup tegang, bibirku makin rapat bungkam
Padahal ingin kubisikkan tepat di telingamu, tolong doakan aku juga.
Hingga matamu pun terbuka, mendapati aku yang masih dalam posisi yang sama
Memandangmu dengan ekspresi yang bahkan aku pun sulit untuk mengejanya
Kamu pun tersenyum, senyum yang paling aku suka
Senyum tipis penuh makna
Oh, Sayang.. mungkinkah Tuhan sedang mencobaiku dengan anugrahNya sendiri?
Entahlah
Yang jelas, kamu dan aku sependapat akan satuh hal, Tuhan Maha Baik :)
Jember, 31 Agustus 2012
11:56 PM
0 komentar:
Posting Komentar