Hujan... dengan langit yang masih biru cerah.
Basah, tubuhku terguyur sempurna.
Sedangkan kamu, masih tegak berdiri di pinggir taman
Membawa payung, masih diam dengan sorot mata mengawasiku
Kepalaku mengadah ke langit..tanganku terbuka
Sejuk..menyelimuti sempurna wajahku.
Aku tertawa lepas, kemudian menoleh ke arahmu
Tanganku menjulur mengajak dengan sedikit godaan
Hanya kedipan mata yang aku lihat sambil mempererat pegangan di payung hitammu
Apakah kau tak suka hujan? Mataku mulai berbicara
Namun nihil, sama saja... matamu juga sempurna mewakilimu. Membisu.
Telapak tanganku terbuka menadah air-air langit..
Sekali lagi aku melihat ke arahmu yang masih tampak seperti patung pualam
Dan beberapa saat kemudian, kulihat kau membalikkan badan..
Tanpa kata.
Melangkah...
Hujan masih saja turun, namun bukan rintik-rintik lagi...
Rintih-rintih, seperti dicetuskan penulis favoritku.
Bibirku mengatup rapat, tak ada daya mencegah..
Kau semakin menjauh..
Mungkin, kau tak suka hujan. Atau sedang enggan...
Baiklah, sampai jumpa... sampai jumpa di persimpangan.. saat pelangi datang..
Semoga...
- 21032013 -
0 komentar:
Posting Komentar